Tuesday, May 19, 2015

Negeri di Bawah Awan

Semuanya diawali di sore hari setelah gue nulis postingan terakhir lebih dari seminggu yang lalu...

Gue menemukan sebuah negeri yang begitu ramah, aman dan tentram. Siapa saja yang ada di sana bisa merasakannya. 

***
Tidak ada kendaraan yang mengeluarkan CO yang berbahaya bagi kesehatan. Produksi rokok dan tembakau dihentikan. Tidak ada sampah berserakan. Tidak ada lagi kemacetan dimana-mana. Tidak ada lagi tiang listrik yang nyangkut dimana2, yang terlihat hanyalah smart city yang konsepnya bisa dimaknai lebih bagi siapa saja. Baling2 bambu pun ada disini, tapi tidak untuk dipake berkendara seperti di dunia doraemon. Hanya ada sepeda yang dikayuh silih berganti. Bus atau mini bus diganti dengan sebuah kereta bawah tanah yang kecepatannya sama dengan kereta di Jepang saat ini. Ada area jalan kaki bagi pejalan kaki. Pepohonan yang rindang selalu menghiasi pinggir jalan. Di negeri ini pahlawan dikenang dengan memahat patungnya di gunung yang berada di desa didesain mirip Hokage. Tata kota yang begitu rapi seperti di kompleknya Nobita membuat gue tidak ingin meninggalkan negeri itu.

Dari segi ekonomi, negeri ini sangat kaya akan sumber daya alam yang dikelola sendiri oleh negara untuk kepentingan rakyat. Tidak ada intervensi dari negara2 lain. Semua pengelolaan keuangan negara diberikan pada ahlinya. Meski demikian beberapa diantara mereka tetap berdagang dengan jujur untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari2. 

Dari segi pendidikan, seluruh rakyat berhak sekolah setinggi2nya dan negara membiayai semua itu hingga ke perguruan tinggi. Semua gratis dengan pelayanan fasilitas yang super luar biasa. Anak2 bebas memilih pelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Semua sekolah berhak menentukan sendiri kurikulumnya. Tidak ada ujian nasional, ujian semester apalagi ujian harian. Standar kelulusan sekolah dinilai dari masyarakat melalui perilaku yang semakin hari semakin baik. Siaran tivi hanya yang berbasis berita, agama dan pendidikan. Tidak ada lagi film, sinetron2 atau drama2 yang gak jelas. 

Dari segi kesehatan, seluruh biaya pengobatan rakyat ditanggung sepenuhnya oleh negara. Lansia tetap dipelihara oleh keluarganya masing2. Prosedur seluruh rumah sakit beralih ke pelayanan prima kepada siapa saja yang berkunjung kesana. Tidak ada ruang untuk makanan junk food, fast food atau indomie yang kaya MSG. Semua makanan dibuat secara alami mungkin tanpa pengawet.

Dari segi hukum dan keamanan, seluruh personil keamanan bekerja dengan amanah dan tanggungjawab. Hakim, jaksa dan pengacara bekerja dengan tenang tanpa adanya sogok menyogok. Di negeri ini yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar. Para penjahat dihukum setimpal dengan perbuatannya. Pondasi dari sistem pendidikannya yang mementingkan etika dan moral begitu kuat sehingga penjahat2 di negeri ini sangat langka ditemukan.

***
Tiba2 ingat lagunya si Katon Bagaskara. Negeri damai itu katanya hanya ada di Negeri (Bawah) Awan. 

Saat sadar sesudah terjatuh dengan gebleknya depan teras rumah, gue baru sadar kalo negeri yang gue ceritain itu hanya ada dalam "cerita". Dan ternyata ini hanya cerita gue dan Imak kemarin. Imak, si anak SD yang minggu ini sementara ujian nasional.

Saturday, May 9, 2015

Mutar Otak

Alhamdulillah, UN taun ini berakhir juga. Lama yeh. Harapan gue sih semoga UN gak pernah ada lagi di negeri ini. UN tidak pernah bekerja sebagaimana mestinya. UN hanya membuat anak2 di negeri ini membenci pelajaran dan belajar tidak pakai hati. Mereka belajar karena tuntutan. Inilah yang harus dihindari.

Well, gue masih memantau kinerja osis gue sih di sekolah. Parahnya Sabtu minggu lalu eh proker dari humas gak jalan sesuai yang gue harapin. Kecewa juga akhirnya. Soalnya gue pengen mereka bertanggungjawab sama prokernya malah anak osis yang paling pertama berlarian berkelana entah kemana. Ada sih yang tinggal 1-2 orang tapi bukan dari anak2 osis yang notabene seharusnya menjadi panutan hingga akhir. Ya gitu deh anak2 sekolah zaman sekarang mah kalo temennya udah ada yang duluan pulang udah deh gak lama kemudian sekolahan akan kembali sepi. Inilah ironisnya negeri kita (Indonesia) jika negara tidak berfungsi sebagai filter. Otak anak2 sekolah sekarang jadi rusak. 

Sekarang gue mutar otak untuk membangun kembali sekolah yang jati dirinya udah hampir gak keliatan sebagai institusi pendidikan yang bermartabat. Insyaallah semoga Allah swt memberi gue dan seluruh pihak yang terlibat kesehatan untuk mengemban tugas dan tanggungjawab ini untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia. Makasih.

Gue sedang merancang suatu terobosan baru yakni kurikulum untuk sekolah. Nah, disini gue banyak melihat sistem pendidikan dari Finlandia yang sangat mencengangkan dari aspek pendidikan etika dan moralnya. Jika sistem pendidikan di Finlandia dimaching2kan sama sistem pendidikan sekolah seperti konsep pendidikan Ayah Edy, Akademi Gajah nya Tere Liye dan Sekolah Cikal maka konsep yang berjalan di otak gue akan berkembang macem2.

Gue sekarang lagi pengen ngembangin ide yang kiranya nanti bisa benar2 diterapkan bukan hanya pada saat anak2 itu bersekolah di sekolah yang sekarang gue bareng orang tua gue bina tapi seluruh etika dan moral yang dijunjung tinggi di sekolah dan masyarakat pada umumnya bisa diterapkan di kehidupan nyata hingga akhir hayat mereka. Bagaimana minat dan bakat siswa benar2 bisa dikembangin. Gimana anak2 di sekolah melek informasi dan teknologi dari aspek positifnya. Gimana anak2 dibiasakan berdiskusi tentang issue2 aktual dan melakukan feedback untuk mencari solusi dan memecahkan masalah. Seperti inilah seharusnya konsep pendidikan yang sebenarnya diterapkan di sekolah. Bukan sekedar dipelajari lalu aplikasi di masyarakat gak ada. 

Contoh pelajaran agama, menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah pelajaran agama hanya sekedar anak2 tahu saja ataukah benar2 sekolah dan seluruh pihak terkait berupaya agar seluruh aspek agama dijalankan di dunia nyata? Sama dengan pelajaran olahraga di sekolah. Apakah pelajaran olahraga hanya sekedar aktivitas pengisi waktu luang yang berlaku saat anak2 bersekolah saja ataukah olahraga dilakukan karena benar2 menjadi bagian dari kebutuhan seperti makanan?

Semoga konsep pendidikan yang kta harapkan bersama bisa benar2 merubah masyarakat yang tidak hanya kaya akan angka2 tinggi di raportnya tapi benar2 perilaku yang berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari yang bisa dirasakan oleh orang2 disekitarnya. Ilmu jika tidak dibarengi dengan agama dan akhlak akan membuat anak2 menjadi bajingan, koruptor, penipu yang segala cara dihalalkan untuk mendapatkan apa yang mereka mau.

***
Pengalaman gue baru2 ini adalah kemarin. 

Kemarin pagi sekitar pkl 10.00-an nyokap bokap kedatangan tamu. Mereka berdua adalah ibu2 tetangga waktu kami sekeluarga masih tinggal di daerah Pengayoman dulu. Waktu mereka datang, gue yang bikin teh di dapur. Ceritanya sih, teh sariwanginya sisa 1 untuk dicelupin di gelas. Seperti pada umumnya orang2 bikin teh, gue ambil 2 buah cangkir lalu gue masukin gula ke dalam cangkirnya. Gue tambahin teh seduh lalu gue ngasih air panas yang gue ambil dari dispenser. Cangkir pertama penuh. Aduk2. Pas mo nyeduh teh di cangkir kedua, warna tehnya mule gak sama. Ada yang pekat ada yang nggak. Nah lo. Ya udah gue tuangin semua teh yang ada di cangkir ke gelas yang lebih gede lalu gue bagi dua lagi isinya ke dalam cangkir. Okeh masalah terpecahkan. Gue bawalah 2 cangkir bermotif bunga2 itu ke ruang tamu.

Apa yang terjadi?

Gulanya gak teraduk rata, gulanya banyak yang nempel2 di bibir gelas dan parahnya itu baru keliatan pas cangkirnya gue taro di atas meja tepat di depan tamu itu. Gue mencoba melapnya tapi apa daya ketika rasa malu mengalahkan hati maka apa pun gak akan berjalan maksimal. Malunya sih udah maksimal banget.

CU guys di postingan selanjutnya.

Thursday, April 30, 2015

Negeri Ini (Indonesia) Bukan Finlandia

Baru aja gue nonton berita di tv one bareng bokap, nyokap dan Fitrah. Ada kata2 antara si tamu dan si hostnya yang bikin gue teringat sama mahasiswa gue dulu di kampus. Sambil makan malam, gue merhatiin cara ngomongnya. Temanya sih tentang hari buruh besok.

Host Cewek : Gimana nih mas, tanggapannya?
Mas2nya : Iya, jadi sebagian besar dari rakyat Indonesia itu kan makannya nasi. Nah seperti kita ketahui, nasi itu dibutuhkan karena kaya akan protein.
Host Cewek : *nyimak*

Gue sama Fitrah ngakak. Andekan si host ceweknya nanggepin itu kek cara nanggepin gue sama si Fitrah yang bilang "nasi itu kaya vitamin atau mineral" mungkin si host ceweknya gak bakal nyiar lagi besok. 

Mirip2 sih kejadiannya sama si Risna, mahasiswa kebidanan taon lalu.

Gue : Mungkin itu karena pengaruh makanan kali
Risna : Iyek bu, harusnya itu makanki ikan. IKAN ITU KAN KAYA AKAN VITAMIN.
Gue : *gubrakkkk*

Manusia memang gak luput dari salah, kek kejadian gue baru2 ini di sekolah kemarin lusa.

Amalia : Bu, jadi hari Sabtu itu bawa semuaki alat bersih2?
Gue : Iya dong, harus meko bawa sapu ijuk, lap kaca sama apa itu namanya hmmm kecebong
Amalia : HUAHAHAHAH APA ITU BU KECEBONG? KEMOCENG BU
Gue : ...

Disaat itulah gue hanya bisa mendengar suara jangkrik di siang hari

krik krik... krik krik... krik krik... lalu hening

Gue cari di KBBI, arti kecebong gak ada. Gue browsing di internet akhirnya tahu kalo kecebong itu larva binatang amfibi. Kedodolan emang bisa datang kapan saja tanpa si pemilik menyapa.

***
Well, sejak postingan terakhir gue publish 10 hari yang lalu sampe hari ini, gue banyak melewati kejadian2 seru. Ada senengnya, ada yang ngeselin, mengecewakan sampe kejadian langka yang terjadi di depan rumah.

Senengnya setelah susulan UN 2 minggu lalu kelar, sekarang nyokap udah punya sepatu baru untuk dipake ke sekolah. Soalnya sandal merah paporit nyokap ilang, gak tahu deh yang pake sapa. Trus Fathan udah mule suka tertarik sama yang namanya air minum, jadilah dia yg baru2 ulang bulan dikasih air zam2 terus kalo mo minum. Lucu deh, mulutnya kedap kedip. 

Nah, kesalnya karena si printer canon 5570 kita di rumah itu belon kelar2 sama sekali. Hadeuh mungkin karena barangnya bergaransi jadi pelayanannya pun kek bpjs. Gak banget deh pokoknya. Jeleknya, si tekhnisi cuma bilang "ndak taumi juga kenapa tiap kali mo diambil sama yang punya bermasalahki lagi mesinnya". Parah. Kekecewaan gue berlanjut ke kinerja osis, kepsek dan guru2 di sekolah. Mereka belum bisa jalan sebagaimana mestinya. PR gue itu mah. Kek ngangkat dandang nasi 1 ton. Berat. 

Terakhir, kejadian baru2 ini. TKP depan pagar rumah. Waktu kejadian sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Bokap dan nyokap kedatangan tamu namanya si Biba. Nah, sebelum kejadian itu terjadi, si Iqbal tetangga gue sempat manggil2 sih dengan muka gak yakin...

Si Iqbal : Aji... aji... 
Gue : Kenapako Iqbal?
Si Iqbal : Rambutannya itu aji di luar?

Gue mikir. Setahu gue, rambutan nyokap itu di depan rumah bukan di samping rumah apalagi depan pagar. Lagian tuh rambutan uda dipangkas jauh2 hari pas si garasi mobil mo dibuat 2-3 bulan yang lalu kalo gak salah.

Gue : Rambutan? rambutan apa? ndak adami rambutannya aji
Temannya si Iqbal : Ih Iqbal jammoko tanya orang, bikin malu2na ineh
Iqbal : *ilang*
Gue : *lanjut ngetik*

Sekitar 10-15 menit kemudian tamu bokap sama nyokap pulang. Gue masih anteng. Henpon nyokap bunyi. Nyokap pun bilang "ada bede yang ambilki rambutannya Biba".

Jadi sodara2 sekalian rambutan yang tadi sibuk ditanyain si Iqbal, ternyata punya orang. Gyahahaha dan itu tamu bokap sama nyokap. Intinya barang yang hilang di luar pagar rumah tidak menjadi tanggungjawab si pemilik rumah. Hehhe. Justru itu di rumah, bokap sama nyokap nyediain garasi besar bukan hanya buat silverqueen tapi juga motor2 yang butuh perlindungan. Kalo gue jurnalistik, judul surat kabar besok mungkin "RAMBUTAN SATU KANTONG RAIB DIHAKIMI MASSA".

Yap, semoga ini bisa menjadikan kita menjadi orang2 yang bisa lebih waspada terhadap apapun itu. Ambil hikmahnya. Ingat negeri ini bernama INDONESIA bung dan kita tinggal didalamnya. Negeri ini bukan FINLANDIA yang selalu menekankan standar kelulusan bersekolah berdasarkan etika dan moral.

Sunday, April 19, 2015

UN Kelar, Maunya Selangit

Alhamdulillah, UN alias uji nyali alias Ujian Nasional sudah kelar di sekolahan gue pertengahan minggu ini yang diakhiri dengan salam2an sama pengawas dan berpesta makan nasi kotak di rumah. Andekan UN bisa selesai dalam sehari mungkin gue sebagai bendahara panitia UN di sekolahan gak bakal tekor banyak banget. Hehehe (teteup). 

Kenapa ya, uang seakan2 segalanya. Kata orang bijak "uang itu bukan segalanya, tapi segala2nya butuh uang". Trus gue merenung. Gue mikir, eh iya bener juga. Coba deh kita bayangin gimana kalo uang gak ada. Pasti gue udah bingung besok mo makan apa. Kalo kebelet pipis di mal trus gue mo ke kamar kecil pasti gak dapet ijin. Kalo gue mo ke sekolah trus gak ada kertas ajaib itu, yang ada gue udah dibuang dari angkot sama supetnya. Huft. Itulah uang, hanya kertas biasa tapi bernilai luar biasa. Asik.

***
Ngomongin uang pasti gak bakal pernah bisa dipisahkan sama kehidupan gue sehari2. Empat hari yang lalu, pas abis terima honor panitia UN gue uda main beli ini itu aja. Kemarin gue ke hypermart niatnya sih baek mo nyari kaos kaki item buat bokap dan gue sendiri. Soalnya selama pindah ke sekolahan kaos kaki itam gue ilang gak tau deh satunya kemana. Alhasil gue harus cari penggantinya yang baru untuk melengkapi hari2 gue. Gituh. 

Nah, berbekal nekat dan keteguhan hati mendapatkan kaos kaki idaman akhirnya gue ke hyermart tempat dimana kaos kaki paporit gue dulu ditemukan. Akhirnya dapet, ya walopun panjangnya gak sama seperti yang dulu tapi syukurlah sekarang udah punya kaos kaki. Setidaknya kaki sudah bisa terlindungi dari debu itu sudah cukup. Soalnya kalo gak kek gitu kalo pulang ke rumah gue kek baru abis main lumpur. Weheheh. 

Btw, di hypermart ada lunch box yang made in Japan loh. Aduh senengnya. Soalnya sumpitnya imut2, enak digenggaman. Harganya lumayan. Nyari2 yang made in koreanya gak dapet. Pengen sih suatu hari nanti beli. Tapi itu dia, kalo gue ke sekolah palingan jam 13.00 gue uda balik lagi ke rumah. Trus sodara2 gue palingan nambah2in bilang "mau tongko apa kau itu lunch box?". Huhuhu.

Karena lunch boxnya rada2 mahal gue beralih untuk nyari2 sumpit untuk tambah2 koleksi di rumah (buset dah). Soalnya dari jamannya gue kenal sama sumpit gue belum pernah punya satu sumpit yang ada tempatnya.

Last but not least, rencana gue bakal belajar bawa mobil biar lebih afdol belajarnya lewat timezone dulu. Abis itu baru privat. Persiapan gue cukup mateng, mule dari belajar buku petunjuk penggunaan mobil bareng si Asma sampe belajar idupin radio dan ac beberapa waktu yang lalu di dalam mobil. Tadi sore gue bareng Isna belajar pake dan buka sabuk pengaman dan masukin cd nya ayah Edy di disk nya tapi sampai kita abis beradaptasi dengan suasana dalam mobil tuh cd gak keputar2. Uda dilakuin berbagai cara juga dengan membolakbalikkan cd nya hasilnya tetep saja nihil. Tadi pas nyoba2in fungsi bagian2 mobil dengan seluruh pintu dan jendela tertutup gue malah kelelahan karena cuma bisa irup udara ac yang bercampur kentut.

Eniwei, matematika bokap udah kelar. Gue juga masih ngasih arahan ke anak2 osis terakhir gue banyak ngasih kritikan sama bagian persuratan dan kepsek di sekolah. Soalnya pertanyaan gue tentang logo persuratan masih ngambang sampai sekarang dan mereka hanya bisa ngasih ke gue jawaban asal.

Udah dulu, besok masih harus cepat berangkat ke sekolah. Ada ujian susulan UN soalnya. Sampe ketemu di postingan berikutnya :)

Thursday, April 9, 2015

Kabar 2 Minggu

Udah genap 3 minggu sejak gue terima penyelesaian soal matematika dari bokap untuk direvisi dan dipercantik lewat laptop. Lebih dari 2 minggu ini juga gue absen dari ngepost apa2 di blog dan malam ini gue bakal bagi2 cerita tentang minggu2 yang gue lalui baru2 ini.

Langsung aja yah...

Minggu terakhir bulan lalu gue masih sibuk ngurusin osis di sekolah. Ternyata jadi mentor dan ngasih arahan ke anak2 osis di sekolah susah2 gampang ye. Gue cukup speechless aja liat kinerja osis selama ini yang masih jauh dari harapan. I hope someday, osis yang gue bina bisa jauh lebih kreatif di segala aspek dalam arti positif. Yah, gue mah simpel aja, setidaknya kalo ada yang nanya "emang proker kalian apa?" anak2 udah bisa jawab dengan ide2 kreatifnya. Gitu aja sih.

***
Well, gue masih sakit. Bisul di lutut. Iya, bisulnya ini lanjutan dari bisul yang pertama dan kedua di tempat yang sama. Ini juga yang menyebabkan gue gak bisa ke sekolah lebih dari seminggu terakhir ini sampe2 minggu lalu gue harus jalan gontai setiap kali mo ke kamar kecil. Tertatih2 gitu, tapi setelah sembuh 2-3 hari ini dan bisa berjalan normal lagi gue malah makan telor lagi 2 hari yang lalu. Akhirnya kek sekarang lutut kembali kambuh *jedotin pala*.

Gini nih kalo dunia terlalu banyak dialihkan ke makanan2 gak sehat. Berhenti deh ngelirik ke telor sama indomie lagi. Kebanyakan makan gituan gak sehat. Bagaimanapun caranya gue harus diet. Seperti kata nyokap gue biasa "makanan enak itu cuma sampe leher, habis itu kita tidak merasakan apa2 lagi kecuali yang bermanfaat buat tubuh". You are always right mom. Sebisa mungkin gue bakal makan buah sama sayuran yang berdaun2. Back to nature. Bisa tuh jadi resolusi gue bulan April. Hhehe.

Eniwei, tepat seminggu yang lalu di hari yang sama kami kedatangan anggota keluarga baru di rumah. Silverqueen namanya. Mobil agya silver TRD's pertama yang nyokap bokap beli langsung dari Toyota. Nyokap bokap beli mobil bukan untuk gaya2an atuh tapi buat antar kakak gue ke tempat dinasnya. Kasih sayang nyokap bokap gak mau kalo anak2nya sampe nebeng ke orang tapi malah kadang diPHPin. Gitu. 

Setelah sukuran hari Jum'at lalu, tadi siang gue dikagetkan dengan keadaan Silvi yang abis kena serempet helm. Kejadiannya waktu si supir pulang anterin si Asma ke puskesmas di Paccellekang, silverqueen kena benturan dikit di bagian kanan belakang. Abis kejedot sama helm orang depan pagar. Padahal kalo dipikir si Silvi baru seminggu loh usianya. Huhuhu.

Kejadiannya gak bakalan kek begini kalo adek2 gue gak doyan tidur pagi. Kejadiannya gak bakalan kek begini kalo gue selalu standby nungguin Silvi pulang, trus gue bukain dia pagar trus bilang "welcome home Silvi, uda sampe rumah dengan selamat". Kejadian ini gak bakal kejadian kalo adek2 gue ngerti tugas2 rumah kalo pagi. Bla bla bla. Tapi apalah arti sebuah penyesalan kalo kita sendiri gak bisa ambil pelajaran dari sana.

Seperti sebelum kedatangan Silvi di rumah, kita keburu beli printer di gramedia dengan 3 keunggulan dasar. Bisa ngeprint (ya iyalah), bisa ngopi alias fotocopy sama scan. Tapi kok baru dipake ngprint beberapa berkas dan scan sertifikatnya Asma berulang2 tiba2 tuh printer ngehang. Nah lo. Emang tuh printer dari tampakannya emang kek berteknologi supranatural tapi masa iya baru beberapa hari tinggal di rumah dia ngehang?

Si printer pun gue bawa periksa ke service center di Ratulangi bareng si Isna mengarungi derasnya lalu lintas nek bentornya si bentor Adi. Alih2 mo menghemat uang transportasi angkot karena baru mau cari alamat kita pun berakhir dengan terjebak peraturan lalu lintas di Jl. Mawas samping MAri. So what? kita jalan kaki sambil menggotong2 tuh printer yang gile beratnya maksimal ditambah dengan panasnya matahari yang juga nampol. Untung ketemu loh sama service centernya.

Tadi siang gue sudah dihubungin untuk pengambilan barang. Semoga tuh printer bisa langgeng deh selama2nya bareng kita. Soalnya tanpa printer di rumah kadang urusan2 kita di rumah jadi banyak kendala dan cobaan.

Ambil contoh, waktu bokap beberapa kali ngulang konsep surat pernyataan tanah milik sekolah awal bulan lalu dari kelurahan. Berhubung gue adalah manusia gue pun kehabisan kesabaran menghadapi maunya tuh lurah, camat, RT dan RW disana. 

Anggap aja adek gue nyuruh gue beli tahu isi, pas gue dateng ternyata maunya dia tahu isi pake daging ayam bukan tahu isi pake sayuran. Dan dia nuntut gue biar tahu isinya diganti dengan yang mereka mau. Berhubung gue adalah manusia gue pun kesal (ya iyalah) apalagi kalo tempat belinya itu jauh dan harus jalan kaki jam 12 malam. Nah, seperti itulah kekesalan yang gue rasa. Nyessek.

Sejak saat itu gue kles sama bokap, bukan karena bokap ngerepotin gue. Sama sekali bukan. Tapi gue kesal ke orang2 yang punya jabatan trus jabatannya itu dipake untuk memperalat orang lain. Hati anak mana yang tega bokap sama nyokapnya di oper kiri kanan. Apalah daya, ketika tangan tak bisa berbuat banyak.

Back to our education system di Indonesia tercinta ini. Beginilah potret nyata hasil dari sistem pendidikan kita. Negara hanya mencetak generasi "berpendidikan" yang tidak pernah "terdidik". Akhirnya, banyak pejabat2 yang hanya akan bekerja dengan pamrih. Kadang gue malah berfikir, mungkin negeri ini tidak pernah punya pemimpin dalam arti sebenarnya.

Trus gue cuma bisa apus air mata di dalam keheningan. Dan cuma satu yang bisa bikin kita baikan semua. Fathan. Bayi kecil, usia 3 bulan. Cucu bokap dan nyokap sekaligus ponakan pertama gue. 

Ponakan yang tadi sore sudah membakar kalori gue lebih banyak dari biasanya. Fathan yang hanya mau tidur kalo digendong. Dia makin gede aja. Dia juga udah bisa duduk dan diajak cerita. Walopun cuma tau bilang "auggu" atau kalo dia nangis dan manggil2 bokap "bap" atau kalo manggil nyokap dengan sebutan "mmak". Paling parah kalo diajarin bilang "ummi" eh dianya malah bilang "ungnge" abis itu dia ketawa lebar. 

Ya ampiun bukan "ungnge" kali Tan tapi "ummi". Wehhehe.

***
For all, gue hanya butuh mendengarkan nyokap sama bokap. Kenapa? karena mereka inspirasi terbesar dalam hidup. (Lagunya Raisa - Jatuh Hati mengalun di headset).

Gue sayang sama nyokap dengan bokap.

*apus air mata*