Monday, March 31, 2014

Deepest Condolences...

Gue yakin semua orang memiliki fobia. Ada yang fobia pada ketinggian, fobia pada kegelapan bahkan ada yang fobia pada keramaian. Including me. Gue punya ketakutan2 sendiri. Salah satunya gue fobia pada "perpisahan" baik sifatnya sementara atau sifatnya kekal.

Gue kadang mikir mending gue meninggalkan daripada gue yang harus kehilangan orang2 yang gue sayang. Semua berawal ketika kak anti di kantor seminggu yang lalu bilang "cik meninggalki mamaknya mbak Yanti". Gue mangap, gak tau harus ngapain. Kantor tiba2 langsung sepi pagi itu. Sampe akhirnya kemarin sore adek gue si Isna bilang kalo salah satu guru olahraga waktu gue SMA sabtu kemarin kecelakaan sewaktu perjalanan ke sekolah and he died.


***

Out off the topic,
Beberapa bulan yang lalu mbak Sinta pamit pindah kosan karena tempat kerjanya di roling. Pagi ini mas Tyo pamit pulang ke malang. Kata nyokap sih sekarang dia sdh berhenti bekerja dan balik ke sana buat lanjutin kuliahnya. Good strike, gue pikir. Lanjutin kuliah untuk dapetin kerjaan yang jauh lebih baik atau kembali ke kampung halaman berkumpul bersama orangtua dan keluarga. Intinya "berkumpul".

Gue jadi inget sekitar setahun setelah gue wisuda. Gue mutusin untuk mengadakan acara reunian bareng temen2 kuliah gue. Tapi usaha itu gagal. Semua temen2 gue sibuk dengan kerjaannya masing2. Kita berpencar hampir ke seluruh pelosok negeri ini. Belum lagi temen gue udah ada yang nikah dan beranak. Frekuensi untuk ketemuan kemungkinan besar menjadi sangat susah.


Kita cuman bisa mengandalkan henfon untuk sms walo sekedar nanya "KABAR LO GIMANA SOB?" tapi kadang itupun gak sempat. Kita semua sibuk. Apalagi gue. Semenjak diterima di fakultas 26 Oktober tahun 2011, Kesibukan gue menjadi gila-gilaan. Gue masuk pagi pulang paling banter mo maghrib. Jangankan nelfon, sms aja gue kesulitan.


Gue terlalu sibuk membalas sms dari mahasiswa yang nanya jadwal ujiannya kapan, ijazahnya uda selesai apa belum, gue harus menghubungi dosen yang mo ngasih ujian. Belum lagi gue hampir ditonjok sama bokap salah satu mahasiswa yang ijazahnya belum kelar2. Makan siang pun kadang gue masih melayani pengetikan surat. Kerjaan yang gak bisa ngasih gue toleransi. Kejar deadline ya kejar deadline. Sesuatu yang gue sendiri merasa "kerjaan ini mule gak sehat".


Semenjak nonton messake bangsaku di Kompas tv minggu lalu, gue mikir semua akan baik2 saja. Semua akan berjalan normal seperti biasa. Gue akan tetap bangun pagi, makan dan berak seperti layaknya manusia. Sampe akhirnya per tanggal 27 Maret 2014 tepatnya 4 hari yang lalu gue kedatangan Santi sama kak Resti di kantor. Mereka yang paling dulu ngasih tau ke gue tentang kabar itu. It was like hurricane. Kabar itu menampar gue di siang bolong. Ketika gue masih disibukkan dengan penulisan slip2 yang numpuk beberapa hari.


I have to tell you this. Teman baik gue meninggal bulan September tahun lalu. Teman sejak kuliah tahun 2005 sampe sekarang. Salah satu teman terbaik yang pernah gue punya selama kuliah.


Seketika itu gue terdiam, natap henfon. Agak lama. Seketika itu gue mikir panjang ke belakang.


Teringat semua kenangan antara gue dengan dia. Pertama kali gue kenalan di kelas sampe semua berlanjut dengan kuliah bareng, kerja tugas, ikut pbl, mencari rumahnya Ugi' sampe nyasar kemana2, ikut kursus unit cost di perintis, magang di rumah sakit faisal dan makan sembunyi2 di kantin, beli pizza hut, kerja laporan dan tugas bareng, makan lalapan di pettarani dekat tempat magang sampe cerita film "jomblo" dan "olivia" sampe kita ngakak pukul2 meja. Kapan dia terakhir nelfon dan sms gue. Semua muncul lagi di kepala gue tiba2. Satu2nya temen yang selalu dengerin gue cerita tentang bagaimana serunya nonton "harry potter","naruto" dan "jimmy newtron". Temen yang dengan sabar nerima kerebelan gue apa adanya. Gue seneng ngajak dia ngobrol, karena kita nyambung dan gue gak pernah nyesal temenan sama dia.


Beberapa panggilan yang ditujukan ke gue seketika itu menyadarkan kalo gue melupakan sesuatu. Sekitar 14.00-an setelah anak2 makan siang. Gue masuk ambil wudhu dan air mata itu jatuh begitu saja. I said, she was die and nobody told me. I never feel this feeling yang sampe sesedih ini ke temen gue. And you know what? kesedihan itu ternyata gak bisa ditutupin dengan senyum ato pengalihan topik cerita untuk tertawa.


Sampe di rumah, gue ceritain kabar ini ke nyokap dan tangisan gue meledak. Ada yang bilang ketika seseorang menangis maka perasaan akan menguasainya sebanyak 99 persen sisanya adalah air mata. Karena henfon gue trouble, gue nyuruh Arni telfon ke gue untuk minta klarifikasinya dan info yang gue dapatkan itu benar. Kesedihan gue bertambah.


Gue mule utak atik seluruh buku diary yang pernah gue tulis tentang dia. Semua sms2nya dan menstalking akun facebooknya. Gue berharap gak ada sms gue yang pernah nyakitin perasaannya dan iya gak ada.


Dia : Selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir batin :)

Gue : Iyo bro, tengkiu sa juga cak mohon maaf lahir dan batin. ke rumahko
Dia : Nanti kalo ke makassar, adami pacarmu? :D :D :D
Gue : ...

Dari sana gue tau sms yang terakhir gue dapet dari dia waktu idul fitri tahun lalu tgl 8 Agustus 2013. Gue sedih karena banyak cerita yang gak sempat gue ceritain ke dia. Kesibukan yang dia bilang bagus di salah satu statusnya membuat gue sadar kalo kesibukan itu ternyata menjadi sesuatu yang relatif.


Karena kesibukan, gue menjadi amnesia. Gue lupa kalo banyak temen2 yang peduli sama kehidupan kita. Banyak dari mereka wonder kabar kita bagaimana. Kematian selalu menjadi sesuatu yang misterius. Dia masih muda. Satu bulan adalah waktu yang singkat untuk nanya "bagaimana kabarmu disana?".


Beberapa sms yang gak akan pernah gue lupa dari dia :


"Olif,aga kareba.gimana bisnisnya pa berjalan lancar? maaf baru balas smsta so baru sa liat soalnya hp ku sa simpan di rumah baruka datang dari desa yang terpencil banget. rencana ke makassar bulan 8. rinduka juga sama kita oh iya waktu hari kamis ini sa ingat sekaliki. salam sama semua keluargamu" ~27 Juni 2009


"Sbb, Olif ke makassarpa baru ke rumahmu ka.so terlanjur uda daftar mobil mo pulkam ke pinrang besok subuh. sa ingat terus janjita, traktir mka oky" ~2 Juli 2010


Awal 2013 gue dapet sms dari 2 kali. Dia cuma nanya kabar sekaligus lowongan kerja yang baru di tempat gue dan satunya lagi dia nanya tentang STR.


Terakhir gue ketemu kalo gak salah pertengahan 2011 waktu gue temenin dia legalisir ijazah di fakultas. Untuk kali pertama dia naek motor, sebelum berpisah di ujung buakana dia bilang :


"Olif, mau tommak kurasa pake jilbab..."


Setiap kali mengingatnya rasa sedih itu selalu berkecamuk di pikiran dan perasaan gue. Iya, gue menyesal. Dia terlalu baik menjadi seorang teman dan sahabat buat gue. Gue selalu bilang andaikan gue sering ngasih kabar ke dia mungkin ceritanya bisa saja jadi lain. Mungkin saat ini gue bisa melihat dia make jilbab. Gue masih bisa jalan bareng makan ayam lalapan di tempat biasa. Gue mungkin masih bisa cerita yang seru2 bareng dia sambil pukul2 meja. Seandainya begini seandainya begitu. Mungkin, mungkin dan mungkin... gue cuma bisa berandai2.


Kematian itu ada tetapi kadang gue sendiri yang deny keberadannya. Topik yang begitu sensitif di setiap pasang telinga yang mendengarnya. Sesuatu yang ketika kita tertawa, dengan mudah kita lupakan begitu saja. Sesuatu yang sering kita anggap hal terakhir dan sepele dalam hidup. Sesuatu yang kita sering anggap sangat jauh dari hidup kita.


Gue uda kehilangan nenek dan kakek gue sejak duduk di sekolah dasar, kuliah sampe terakhir waktu gue masih kerja di fakultas. Sekarang gue kehilangan temen yang satu ini. Entahlah, but the death it really hurt me. Kematian itu datang sekali dan ketika dia datang it hits hard.


Status terakhir yang dia tulis di akun facebooknya :

"Alhamdulillah, tiba dengan selamat. Thanks God" ~1 Agustus 2013

Jika tempat akhir setelah kematian itu ditentukan dari ucapan terakhir yang kita ucapkan atau tulisan terakhir apa yang pernah kita tulis maka gue bisa menarik kesimpulan dari status terakhirnya kalo besar harapan gue tempat yang dimaksud adalah Surga-Nya.

Jauh pikiran gue menerawang. Umur orang, gak ada yang tau. Gue merasa lemah untuk itu semua. Gue selalu bilang kita gak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada diri kita sejam kemudian, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, beberapa bulan ke depan ato tahun depan. Kita gak pernah tau. Apa kita masih hidup ato sudah dikenang oleh banyak ato sedikit orang. Gue ngayal and when it comes, akankah ada temen yang masih mau do'ain kita di sujud terakhirnya? nobody knows.

Gue gak akan pernah lupain temen gue yang satu ini sampe kapanpun itu. Karena gue juga gak mau menjadi orang yang hanya bisa memberi rasa sesak di dunia ini ketika berbaur dengan yang lain. Gue gak mau punya nama yang sekali disebut orang lain pada kabur abis itu dilupakan begitu saja. Life is so short. Gue ingin selalu melakukan yang terbaik yang gue bisa buat orang2 yang masih ada disekeliling gue. Karena gue yakin setiap tarikan nafas dan semua yang kita miliki hanyalah pinjaman yang sewaktu2 bisa saja diambil oleh pemiliknya.

Gue yakin orang2 yang kita sayang dan telah pergi lebih dulu gak mau liat kita menjadi orang yang lemah yang dikit2 taunya cuma nangis. Mereka ingin kita menjadi tegar agar disana mereka bisa tersenyum melihat kita.


Salah satu twit yang sempet gue baca bilang kek gini, the meaning of life is to give life a meaning. Kita hidup untuk membuat semuanya lebih berarti. Kita hidup agar kita bisa berarti dalam hidup orang yang kita sayang.


Kita melakukan seluruh aktivitas agar semuanya tidak hanya berarti buat diri kita tapi juga buat orang lain. Gue ingin hidup gue berarti...


Berarti buat orang yang gue sayang...


Selamat jalan Ana Gurdiwa,
Selamat jalan sahabat terbaik,
Terimakasih telah menjadi orang yang berarti dalam hidup gue.

Sunday, March 23, 2014

Tragedi Jum'at Siang

Sekarang gue nangkring di rumah aja seharian. Minggu kali ini agak sedikit beda, gak seperti minggu2 gue pada umumnya. Jadi gue tuh kalo gak ke kampus paling menghabiskan waktu dengan bermanja2 di ruang makan dan nonton tipi walopun ritual keseharian gue gak banyak mengalami perubahan seperti kalo abis bangun tidur, gue suka nungging2 dulu keluarin kentut, ngucek2 mata, lap iler, liat jam, abis itu tidur lagi ya gak ding langsung masuk wc atuh buang hajat, cuci muka, wudhu and you know lah. Abis itu nonton trus kalo ngantuk gue tidur aja gituh di kamar nyokap.

Pagi ini gue melewatinya dengan penuh suka cita tiada tara. Semua kegiatan, gue lakuin bak seorang chef profesional. Gue seakan2 selalu tauk apa yang harus gue lakuin setelah ngerjain kegiatan yang lain dan itu ngalir gitu aja di otak gue. Sempet mikir juga "APA JANGAN2 WAKTU TIDUR GUE GAK NYADAR JATOH DARI ATAS RANJANG TRUS PALA GUE KEPENTOK DI LANTE?". Hohoho dan semoga sih enggak, dengernya aja uda serem. Takutnya kalo abis kepentok pas bangun gue tiba2 bilang "SAPA GUE? DIMANA, DIMANA GUE SEKARANG?". Huhuhu.


Hari ini gue tiba2 menjelma sebagai cinderella. Gue bikin nasi goreng plus telur dadar, nyuci piring, nyuci pakean beberapa helai termasuk pakean yang kemaren gue pake, nyuci kos kaki, sandal rumah dan sepatu, menjemur cucian dan bantal, ganti seprei sampe yang paling ekstrem di dunia yang menggemparkan sekolah hogwarts jeng jeng jeng BERSIHIN DAPUR. Satu hal yang gue tau 2 kompor yang tadi gue lap itu bener2 itamnya kaga ada sama sekali bercandaan2nya. Gue aja lupa kapan terakhir tuh kompor2 dibersihin.


Semua kegiatan hari ini berawal dari kemarin waktu nyokap bilang "cik ayok samaki cuci bunga2" dan hari ini cita2 itu pun terlaksana. Bukan hanya bunga2 nyokap yang dicuci tapi hampir seluruh bagian dari rumah ikut2an dicuci. Rumah gue pun jadi kinclong.


Out off the topic, Rabu kemarin si Ipek dengan gak sengaja tiba2 ngebuka postingan gue di ranselbiroe.blogspot.com ini (dia membaca postingan gue minggu lalu). Cek per cek beberapa hari ini gue emang lagi suka2nya minjem sony xperia nya buat baca2 postingan baru di blogger.com nah ternyata blog yang uda dibuka itu tetap muncul walopun kita uda menelusuri blog lain dan parahnya dia langsung ngesave di henponnya loh. Terus dia yang jadi langsung heboh2 gitu kasih tauk ke Pitek kalo gue nulis sesuatu yep "sesuatu". Huhuhu.


Semalam gue ikutan ngejawab pertanyaan dari radio madama, kira2 pertanyaannya begini "kapan sih kamu mule ngetwit? trus tulisan pertama kamu apa?" itu sama halnya kalo lo tiba2 ditanya "kenapakah bikin tongko twitter?"


Awal2 gue make tuh twitter kalo gak salah 13 November 2012 lalu gue pun cuma ngetwit "tanda senyum" gitu. Gue bikin twitter setelah gue melakukan percobaan dan pengamatan sejak 2009 tentang sosial media itu dan selama itu gue pun tauk kalo dengan punya twitter gue gak harus bawa2 buku dan nyatet kegiatan2 gue selama sehari di buku yang bernama DIARY. Sebagai alat pengingat keseharian gue aja sih sebenarnya. Just simple. Cukup bawa henpon dan ngetwit deh. Gak sesusah kalo lo lagi makan di satu tempat dikelilingi sama temen2 lo trus tiba2 lo mo kentut. Gak sesusah itu, sangat simpel dan sampe sekarang gue masih enjoy aja make tuh twitter.


Saking rajinnya gue ngetwit apa2 di twitter, pernah sekali pas mo cerita sama adek gue si Isna tiba2 dia cuma bilang "EMANG GUE TWITTER?". Wehehe. Akhirnya gue keterusan deh update lewat twitter sekalian deh curhat. Soalnya gue kalo cerita ke orang, kebiasaan yang sering muncul adalah gue belum selese ngomong udah ditinggal. Pernah juga waktu gue cerita ke kakak gue si A'ma :


Gue : Wuihh ndak ko dengarki itu tadi malam?

Si A'ma : Edd apa lagi deh
Gue : Itu weh yang tadi malam ada kek suara2
Si A'ma : Edd jammako cerita
Gue : ...

Paling parah kalo gue cerita sama Pitek di kantor, gue belum kelar ngomong eh dianya udah terima telpon duluan. Kan gue jadinya males aja untuk cerita. Bayangin aja lo baru cerita trus pas di pertengahan kalimat tiba2 temen yang lo ajak cerita itu tiba2 ngangkat telponnya trus bilang "HALO?". Pernah tuh kejadian gue lagi cerita2 sama pitek trus dia nelpon adeknya "IMAK PURANI MANRE ARHAM?". Huhuhu yang punya kasus serupa silahkan pantulin kepala kalian masing2. Entar deh gue nyusul.


Mungkin temen2 gue ada juga yang nanya kenapa gue ngeblog lagi padahal gue udah punya twitter?


Seperti postingan gue di awal, gue ngeblog hanya untuk mengabadikan kejadian2 yang pernah gue alamin biar kek foto aja tapi ini dengan versi nulis. Nah, dengan blog yang gue punya sekarang gue jadi bisa mengupdate cerita2 gue seminggu ke belakang, merangkum cerita harian yang gue sempet tulis di twitter menjadi satu cerita yang lebih panjang untuk dibaca.


Alasan lain kenapa gue ngeblog bukan karena gue udah males nulis curhatan lewat gmail ke orang tapi orang2nya deh yang kayaknya udah mule mo muntah baca curhatan dari gue. Akhirnya gue milih menyalurkan tulisan gue di tempat yang lebih layak dan bisa diterima walopun mungkin hanya beberapa orang. Yeah that's me. Semua orang punya hak untuk nentuin pilihannya. Kek pemilu, semua bebas nentuin apakah dia mo milih apa enggak. Terserah pribadi kita masing2. Lo mo milih semua caleg dan kandidat presiden ato golput sekalian monggo. Itu hak lo.


Udah banyak kejadian yang setidaknya gue update lewat twitter mule dari yang aneh, kocak membanggakan dan menyeramkan. Dalam blog ini juga. Buat yang pengen mampir sila mention aja langsung ke akun gue di @ranselbiroe yah :) 


Satu hal yang mungkin gue inget menjelang weekend gue kali ini adalah Jum'at kemaren.


Seperti hari2 kantor biasa, gue berangkatnya kalo bukan 7.15 ya 7.30 biasanya gue bakal nyampe kantor 20-25 menit kemudian. Semuanya masih sama gue masih nek angkot. Masih bayar Rp 4.000 sekali berangkat. Gue masih suka pegang2 henpon. Gue masih suka jalan kaki di Rappocini sambil menikmati udara pagi yang seger. Kenapa Jum'at kali ini terasa lebih beda karena gue untuk kali pertamanya pas turun angkot langsung dipanggil sama kak Lis trus dikasih tebengan deh nek bentor sampe kantor. Aihhh. Tauk aja nih kak Lis gue buru2 karena khawatir telat dan absen gue jadi merah.


Sampe kantor dan absen akhirnya gue pun mule menjalankan aktivitas yang gak bedalah dengan yang kemaren2 nulis slip2 untuk dikirim ke yayasan. Nah, beberapa hal yang membuat gue tiba2 ngambil aer minum di ruang makan adalah gara2 gue merasa ada yang aneh tiap kali gue mangap. Iyah, mulut gue rada bau. Perasaan tadi juga gue gak ngais2 sampah untuk cari kertas hvs buat ditimbang trus tanpa sadar gue kunyah2 tapi kok tiba2 mulut gue rada2 bau ya. Wehehe. Gue ambil aer minum di gelas lalu kumur2. Gue coba cium bau mulut gue lagi dan well smells good. Berarti diagnosanya emang karena gue laper lagi aja (emang gak cukup sarapan di rumah tadi?)


Sambil nulis gue sesekali baca postingan dari beberapa penulis blog lewat henpon xperia nya si Ipek. Gue taro lah gelas gue depan gue kan. Nah, di samping gue itu ada kak Lis utak atik henponnya. Sampe sini semua masih baek2 aja. Seolah2 gak akan ada kejadian aneh yang akan menimpa gue.


Sampe akhirnya si Pitek dateng dengan lagat tergesa2 kek bentar lagi rumahnya bakal dibuldoser sama tukang togel. Dengan buru2 dia ngambil barang2nya di atas meja tepat depan gue dan tanpa sengaja tiba2...


SEGELAS AER MINUM YANG ADA DEPAN GUE TUMPAH

Kak Lis diem, Fahrul diem. Pitek sama Ipek heboh2 ngelapin meja sama lante yang basah itu. GUE MANGAP KEK BARU NGANGKAT MUKA YANG BARU AJA GUE CEBURIN DI EMBER. Gue speechless. Gue liat seisi kantor. Gue nengok ke bawah.


PAKEAN GUE BASAH

Ipek : Wuih kak Pitrah

Pitek : Kak Acik kak Acik basah...
Ipek + Pitek : *ngambil lap*
Pitek : Ndak apa jaki kak Acik ? tidakji

APA? LU KATA GUE KAGA NAPA2...? KEPALA LU SEGIEMPAT? GUE BASAH KAMPRET


Gue masuk wc, natap cermin dan ngelap air mata gue. Bukan karena pakean gue basah tapi karena mikir kok semakin kesini junior2 gue mule gak ada yang beres. Gue masih gak bisa percaya, mimpi apa gue semalam? 


Pesan Idup : Berhati2 lah nyimpen air di gelas kalo Pitek masih berkeliaran di dekatmu. Waspadalah !!!


Monday, March 17, 2014

Nimbang Majalah Bisa Tekor

Akhirnya setelah hampir cukup seminggu buku The Greatest Design karya Zaynur Ridwan akhirnya selese juga gue baca. Isinya keren.gak sabar nyebrang ke buku kedua dan ketiganya lagi.

By the way, minggu kemaren gue, bokap dan nyokap ke PHI. Biasa menghadiri kondangan. Tujuan utama selain makan siang adalah ngambil suvenirnya. Hehe, ya kagaklah. Jadi kemarin itu niatannya menghadiri 4 kondangan 3 siang 1 malam.tapi yang terlaksana cuma 1. Huhuhu. Kenyang sih tapi sedih juga gak bisa hadir di walimahannya kak rahma. Walopun kakak gue jadi panitia dan adek gue pergi kesana sebagai tamu tidak membuat gue cukup berani untuk datang sendirian. Pergi sendiri dan tidak dikenal oleh siapa2 disana akan jauh terasa lebih lucu. Disamping muka gue kadang disamain sama peminta2 sumbangan gue juga kadang disangka gembel milenium. Jadi gak elitlah rasanya kalo pas masuk di acara kondangan tamu2 yang lain malah bilang "tempatmu di lampu merah, bukan disini nak...". Kan gue jadinya malas juga.


Nyokap adalah orang pertama yang sering ngoreksi pakean gue kalo mo kemana2. Mule dari baju, tas sampe sepatu apa yang gue pake. Recap kemaren waktu nek angkot ke PHI...


Nyokap : Liakka bede sepatumu

Gue : Sepatuna ji Ya'ma ku pake mak nda ada lain
Nyokap : HUAHAHAHAHA KODONG ANAKKU KENAPA KAYAK GEMBEL KO
Gue : ...

Pas gue liat ke bawah, terlihatlah tali sandal sepatu yang gue pake itu sudah hampir putus. Huhuhu.


Sekali lagi buat kak Rahma barakallahu fiq semoga samawa :)


So, kabar seminggu ini di luar dugaan. Awal minggu kemaren gue gak dapet lagi jadwal untuk ngisi materi di kelas fkm untuk semester genap ini. Entahlah tapi dari kabar yang gue dengar secara sepihak ada yang ngira kalo gue ini dari jurusan Psikologi. Bukannya mo nyombong ya tapi emang sih secara kasat mata muka gue emang rada mirip2 sama psikolog. Hahay. Makasih. Makasih. 


Selasa kemaren gue dikejutkan dengan kabar dari si isna yang bilang kalo sebenarnya Sinchan itu sudah meninggal. Sebagai manusia yang masih suka nonton pelem2 kartun jadul gue cukup kaget dong. Trus dia bilang kek gini "weh itu sinchan sebenanrnya meninggalmi, ditabraki mobil". Gue ikut sedih, bukan karena sinchan meninggal tapi karena gue bingung aja. Kok makin kesini gue ngerasa gue dengan mudahnya diboongin sama nyokapnya Sinchan kalo Sinchan itu masih hidup. Jadi intinya kolega2ku yang budiman YANG GUE NONTON SELAMA INI TENTANG SINCHAN DI TIVI2 HANYALAH KHAYALAN DARI NYOKAPNYA. Cik Acik geblek lu.


Btw, seminggu ini kerjaan gue di kantor berkutat pada 5 hal yaitu dateng pagi, nulis slip2, makan/ngemil sembunyi2, baca buku dan ngumpulin majalah yang gak terpake lagi. Walhasil gue langsung doyan sama yang namanya "cemilan". Pas sabtu kemarin ngemil sambil cerita eh ditegor sama kak Lis gara2 gue makan bagea' di penutup toples. Bagi sebagian orang, mereka cukup percaya mitos2 kalo makan di toples itu gak baek. Buat gue sendiri, banyak hal yang sama sekali gue gak ngerti. Termasuk pas liat ada anak kecil dengan usia sekitar 2,5 tahun dengan rambut diikat satu, putih, gendut2, pake baju kaos warna kuning, celana kaos panjang dan bersepatu yang dengan lucunya jalan sendiri masuk di bank. Sempat sih gue mikir "JALANNYA KOK MIRIP GUE, SUKA NABRAK2 DINDING". Baru juga gue mo ngejar eh uda digendong orang. Huhuhu.


Ngomong2 tentang anak kecil gue jadi inget sama Nezer anaknya kak Lis yang umurnya belon genap setaon. Nah, beberapa hari yang lalu waktu kak Lis cerita katanya sih Nezer lagi doyan2nya bangunin dia jam2 3 ato stengah 4 subuh. Pernah malah waktu itu kak Lis cerita kalo Nezer bangun jam 3 subuh timpukin dia dot. Pas dia bangun eh Nezer malah ketawa2 gituh. Trus selasa kemarin dia cerita lagi kalo malemnya jam 3 subuh si Nezer bangun lagi dan lemparin dia pake tisu basah. Gue mah cuma bilang ke kak Lis "nasuruhki itu Nezer bangun shalat tahajjud kakak". Paling parah rabu kemaren dia bilang Nezer bangun setengah 4 subuh pas bangun si Nezer uda di depan wc. Ya ampyuuun. Kebayang aja besoknya Nezer uda berenang2 di kolam. Mhuwehehe.

Lain ilalang lain pula belalang. Lain Nezer lain juga gue. Kalo Nezer punya kebiasaan bangun subuh. Gue juga punya beberapa kebiasaan yang hampir sebulan ini gue jalankan. Yep nyetel alarm jam 3 subuh di henpon. Abis itu bangun, liat jam abis itu tidur lagi. Nah, itu kebiasaan di rumah. Kalo kebiasaan lain yang sering gue lakuin waktu masih di fkm selain make baju kaos, make sendal jepit dan nimbang kertas adalah minum air di gelas, masa di galon.


Satu hal yang mungkin jadi alternatif untuk mempermudah seseorang menghitung kertas adalah membasahi tangan dengan air. Gue milih gelas sebagai wadah yang menurut gue multifungsi. Sampe akhirnya beberapa hari yang lalu Pitek ngenalin gue sama satu benda yang dia ambil dan sampe saat ini namanya gue gak tau. Kali ini gue mencoba mendeskripsikannya sebagai suatu wadah berukuran kecil, bulat2 warna merah isinya kek semacam spon2 gituh. Itu loh yang kalo kita tuang air ke sponnya airnya bisa nyerap. Biasa dipake teller2 di bank. Nah, waktu itu Pitek bilang "dikasiki air kak Acik, tapi itu Jun kawe di fakultas Hukum airnya toh nasimpanki di piring". Si Pitek mah gak tau aja kalo gue waktu di fkm pake gelas. Hehe.


Alternatif lain disarankan oleh kak Yus senior di fkm yang pernah bilang "pake lakbanko Cik kalo moko cepat hitung". Iya sih manjur, tapi kadang gue masih suka jilatin jari gue sendiri padahal jari gue uda dilakban. Huft. Setidaknya gue cukup jenius untuk gak minum aer di gelas bekas kobokan tangan gue sendiri.

Soal kertas, mule awal pekan kemarin gue mule rajin ngumpulin majalah bekas ato kertas2 untuk ditimbang. Soalnya di kantor udah banyak banget loh kertas2 bekas yang uda gak digunain sebagaimana mestinya. Contoh, kalo abis numpain air nyarinya kertas untuk lap meja. Untung teman2 di kantor sudah berpikir gak primitif untuk ngupil ato bersihin telinga pake kertas. Termasuk gue. Muewhewhe.

Kesempatan langka yang paling kaga gue dapetin sekali ato dua kali setaon itu pun terlaksana pas Sabtu kemaren waktu pulang kantor. Sebenarnya kebiasaan nimbang kertas ini sudah ada sejak gue masih di fkm dulu. Pernah sekali gue timbang kertas2 yang uda gak dipake mahasiswa. Pas ditimbang eh dapet Rp 50.000,- huahahaha lumayanlah bisa dipake buka puasa waktu itu di Sabute Boulevard setidaknya itu cukup buat beli cawan mushi dan segelas jus sirsak.

Berbekal nekat dan mimpi melihat kantor jauh lebih baik akhirnya mo gak mau gue harus timbang tuh majalah2. Gue berangkat nek bentor. Dilepas oleh Ipek dan disaksiin sama kakak2 di kantor yang baru saja naek ke yaris merahnya mbak Yanti. Pertanyaan yang muncul di kepala gue waktu itu adalah "KIRA2 TUH KAKAK2 DI ATAS MOBIL BILANG APA YAH?". Huahaha.


Setelah melewati jalan sekitaran Hertasning dan belok sebelum Adyaksa akhirnya gue sampe di tempat penimbangan kertas. Karena di lorong kecil itu ada mobil pengangkut dos akhirnya gue ngalah. Jadi tuh 2 dos barang2 gue gotong aja loh dibantuin sama anak kecil. Sampe sono gue tiba2 merasa deg degan dunk. Dalam ati "DAPET BERAPA YA ENTAR?" dag dig dug. Bunga2 kuncup. Sebenernya gue mule merasa gak enak sih pas orang2 disana bilang "aih kalo majalah rendahji harganya dapatnya cuma 200-300 perak satu kilo. itupun sebenarnya tdk diambilji". Buset dah. Ini mah penyiksaan jaman2 jepang belanda menjajah indonesia dan nampaknya sih emang begitu. Pas gue dikasih uangnya gue pun hanya mendapatkan dua lembar duit kertas. Satunya gambar pattimura satunya lagi imam bonjol. Itu artinya gue cuma dapet Rp 6.000,-  oh tidaaaaaaaaaaaaaakkk


Pas nyampe rumah...


Gue : Mamak sudahma pi timbang kertas

Nyokap : Kodong anakku,jadi berapa nudapa'?
Gue : Enam ribu
Nyokap : Nek bentormu berapa?
Gue : Sepuluh ribu
Nyokap : Berhenti moko nak kenapa na kamase2 duduko

Kalo ditranslet ke bahasa gaul kira2 nyokap bilang kek gini "MASIH MAUKO?". Huhuhu. Oke Acik sekarang pelajaran apa yang dapet lo ambil dari kisah kali ini?

Sunday, March 9, 2014

Cadburry Hot Chocolate and Beard Papa's Natural Cream Puffs

Sebagai karyawan teladan, paling rajin dan rada2 jaim gue pun harus mengakui kalo tadi gue terpaksa masuk kantor. Huhuhu.

Kenapa? karena eh karena gue emang harus bayar utang kehadiran. Soalnya sebulan yang lalu gue pernah gak hadir dan bilang ke ibu pimpinan bakal mengganti itu di hari minggu dan baguslah tadi sudah terealisasi. Sekalian bisa berkolaborasi bareng sama kak Mega. Bak sebuah band yang personelnya cuma 2 biji. Kalo gue drumernya kak Mega gitarisnya (lho?). Sempat juga maen2 sama Nezer. Ihikihik. Satu hal yang gue suka kalo masuk di hari minggu adalah dapet TRAKTIRAN TEH KOTAK. Apaan sih lo cik? gak penting deh.

Nah, pas pulang kantor tadi gue malah tiba2 terserang flu berat dan bersin2 *tarik2 ingus*
Emang sih ingus gue enggak kek lendir. Kalo gue amati teksturnya lebih kek aer. Kadang malah tiba2 aja loh tuh ingus berjatohan turun ke bibir ya ampuuun pengen nangis deh aku. Atokah gue yang tiba2 amnesia lupa kalo minum itu harusnya masuk mulut bukan idung?Wehuehue.

Eniwei, 2 hari yang lalu gue dapet cadburry hot chocolate dari kak Lis di kantor katanya sih tuh kopi sachet dari Malaysia. Pesannya cuma satu "USAHAKAN PAKE GELAS YANG AGAK BESAR BIAR NDAK TERLALU KENTAL". Pesanmu akan selalu kuingat kakak Lis. Bentar deh gue pake gelas gede. Berhubung gue orangnya selalu pengen nyoba yang baru akhirnya tuh sachetan gue bawa pulang ke rumah.

Sampe rumah, gue malah lupa minumnya. Huhuhu. Padahal udah niat benget loh pengen nyobain.

Keesokan harinya yakni Sabtu kemarin giliran mbak Indri yang pulang dari Jakarta dan bawain kita kue. Bentuk kuenya tuh mirip2 sama kue saus, itu loh yang ada fla nya tapi isian di kue itu yang terlihat coklat2 gituh. Jadilah niatnya untuk dibawa pulang biar malemnya bisa dipamer ke sodara2. Maklum harga kuenya satu bijian bisa dapet 15-17 ribuan. Kalo dipake beli nasi campur nyoto bisa kenyang gue. Hohoho.

Well, gak terasa gue, Pitek, Ipek dan Fahrul uda setaon di kantor (Bank Indonesia Timur) di kampus. Tepatnya sih tgl 8 Maret 2014 kemaren. Apa gara2 itu yak gue sama Pitek dibawain kue sama mbak Indri sebagai selametan. Mhuehuehue.

Setaon ini banyak cerita yang uda gue lewatin entah itu yang lumayan membanggakan sampe yang rada2 eror dan ternyata sodara2ku sekalian minum hot chocolate dan mencicipi beard papa's dengan otak yang gak stabil emang kadang bikin eror.

Jadi kemarin itu gue sama Pitek ke yit buat ngambil vocer belanja sekalian jalan2 ke fkm yang secara mendadak pindah lagi dari lante tiga ke lante lima. Bertolak dari kantor di bit menggunakan bmw (bc: becak motor mewah) dan berakhir dengan transaksi 4 vocer dibarter dengan uang tunai bareng Pitek. Dia nungguin adeknya untuk belanja bulanan dan gue pulang dengan membawa beban pikiran yang teramat sangat.btw thanks yah Pitek pete' nya.

Setelah nempelin stiker pisang nuget yang dibagikan Rabu kemarin sama pak Jahar, gue pun naek di angkot sembari berpikir KOK SK GUE GAK ADA YA DI FKM?

Gue sih cuma mikir. mikir dan mikir. Kok bisa yak? jangan2 selama ini gue hanya fiktif belaka yang secara ilegal masuk kelas dan ngasih materi ke mahasiswa. Wehehe. Akhirnya tujuan ke sentral malah nyasar di Mappanyukki. Gue malah sempet hampir ngasih tendangan kungfu ke supirnya gara2 bawa angkotnya ugal2an giliran nunggu penumpang leletnya kek kura2 dan pastinya karena gue buru2 ngejar shalat Ashar akhirnya gue turun dong. 

Pas gue turun gue disuruh bayar. Bujug buneng. Dasar supir gendeng. Kalo aje tuh dodol mungkin uda gue lipat bulat2. Untung aja gue gak cukup bego untuk membayar dan tentunya gue masih sabar. Kalo kagak, gue udah minta bantuan sama bapak2 disono untuk meringkus tuh supir buat diantar kembali ke RSJ DADI. Buset dah. Berasa lagi nemu salah satu pasien rumah sakit jiwa yang kabur dan tiba2 secara mejik beralih profesi jadi supir angkot.

Setelah mendapatkan angkot yang supirnya lebih normal akhirnya dengan 2 kali nyambung angkot, gue pun tiba di rumah. Keajaiban pun terjadi ketika matahari terbenam dan keindahan sunset terlihat begitu sempurna. Gue pun mandi. Malam pun bersambut. Gue akhirnya menyempatkan waktu untuk menonton salah satu acara di kompas tv. Kalo gak salah acaranya tentang proses pembuatan stadion olimpiade London taon 2012.

Pas lagi asik2nya nonton, terbersit di pikiran gue untuk nyobain tuh hot chocolate dan bread papa's."AHAA INI WAKTU YANG TEPAT" gue bilang dalam ati.

Pertama2 gue ambil gelas pisces yang emang agak gedean di lemari. Ambil sendok. Lalu jangan lupa ambil satu sachet cadburry hot chocolate dari tas (iyalah kan emang cuma satu sachet). Sebelum dituang cobain dulu dunk. Sekilas gue kek lagi makan sakko2. Itu loh jajanan waktu gue masih sd yang baru dimakan sedikit langsung batuk2 dan isinya berhamburan keluar mulut ampe blepotan. Setelah dicobain, tuang ke dalam gelas. Lalu siramlah dengan air panas yang ada pada dispenser sambil menunggu bread papa's yang coba gue dinginkan biar coklatnya gak tambah meleleh. Setelah dikasih air panas, aduk rata. Nah, pas gue aduk2 keanehan mule muncul.

KOK INI BUBUK COKLATNYA NGAPUNG YA? 

Gue mencium sesuatu yang gak beres, gue periksa dispensernya. Gak ada masalah. Gue duduk lagi depan tipi sambil ngadukin tuh hot chocolate. Mikir lagi. Apa yang salah?
Perlahan mata gue tertuju pada gelas yang isinya gue aduk2. Gue pegang gelasnya. Dingin. Gue melirik ke dispenser yang tadi lagi. Lampu ijonya masih nyala. Gue mikir lagi.

JANGAN2 AIR YANG GUE AMBIL TADI ADALAH AIR DINGIN 

Jadi? tombol yang tadi gue pencet itu bukan yang warna merah tapi yang warna ijo.

BHUAHAHAHAHAHAHAHA ASLI GUOBLOK ABIS

Akhirnya tuh hot chocolate gue pindahin ke gelas yang muat 2 gelas air. Pas gue coba, cuma bisa merasakan kek lagi minum sisa perasan coklat milo. Hiks. Hiks. Mana cuma satu sachet lagi. Huhuhu.

Abis minum tuh hot chocolate dan nyobain gimana rasa dari bread papa's gue pun nonton tipi sambil nyongkel2 behel gue. Mencoba membersihkan gigi yang masih ada. Satu hal yang gue tau ternyata tusuk gigi disamping bisa membersihkan gigi juga bisa bersihin tai kuku di jempol kaki. Semuanya berjalan normal. Sampe akhirnya tuh tusuk gigi yang udah gue pake (bersihin gigi lanjut bersihin jempol kaki kanan) balik lagi tanpa sengaja ke GIGI GUE.

TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK

Gue langsung ke wastafel. HOEK

Sejak saat itu gue gak mo lagi bersihin kaki pake tusuk gigi

Ngomong2 soal tusuk gigi. Gue juga jadi inget kalo sebulan yang lalu gue, Pitek dan kak Lis juga punya kenangan bersama benda bernama tusuk gigi. Jadi waktu itu kita bertiga abis makan dan setiap abis makan biasanya kak Lis cerita2 gituh sama Pitek. Biar terus update dan gak katro2 amat gue pun ikut nimbrung. Tiba2 ditengah cerita itu kita bertiga liat satu tusuk gigi yang tergeletak gitu aja di atas meja tulis.

Kak Lis : Sapa tusuk gigi itu?
Gue : Bukan saya kak
Pitek : Iyek,saya juga bukan kak
Kak Lis : Eh tunggu dulu... perasaan tadi ambilka tusuk gigi dari dalam tapi dimana dik kusimpan?
Gue + Pitek : *cengok*
Kak Lis : KEKNYA ITU TUSUK GIGIKU DEH

*tepar*

Monday, March 3, 2014

Menjadi Manager yang Meribetkan

Minggu kemaren gue,nyokap dan kakak gue memutuskan bahwa kita bertiga harus nek taksi ke anjungan pante losari dengan tujuan yang cukup bijak disertai niat sedikit licik ngebajak cd nya ayah Edy *musik horor mengalun*

Awalnya kami bertiga putus asa pas cuma bisa menyaksikan orang2 berwisata kuliner di emperan jalan. Sempat juga awalnya gue mikir "yah cuma bisa nonton topeng monyet deh kita". Tapi usaha dan kerja keras diiringi dengan tekad bulat mendapatkan cd coach parenting dari ayah Edy berbuah manis. Berbekal lari dengan naluri ngejar copet akhirnya GUE DAPET 7 BUAH CD SODARA2 HUAHAHAHA.


Masih suka gak nyangka kalo diinget2. Itulah yang gue bagi2 sama nyokap dan sodara2 gue kemaren.


Eniwei, pernah dengar gak sama lagunya gigi yang liriknya kurang lebih seperti "panas panas panas badan ini pusing pusing pusing kepala ini panas panas panas..." semakin diperhatiin gue terkadang seperti mendengar liriknya berubah menjadi "badan ini pusing kepala ini panas" ya gak sih?


Seperti biasa kalo pusing, gue milih untuk tidur dan istirahat. Tapi kali ini bukan pusing yang seperti itu konteksnya tapi lebih tepatnya pusing yang dikarenakan gak bisa menghandle semua kerjaan dalam satu kali nafas dan dalam sekali gerakan.


Yep akhir-akhir ini gue emang suka dipusingkan dengan beberapa problematika idup yang lumayan ribet ditambah lagi dengan rambut gue yang sekarang udah mule menunjukkan perkembangan pesat bak bulu ketek yang terpelihara dan sekarang tumbuh dengan rimbunnya. Rambut gue emang mule panjangan. Agak lebih gondrong dari biasanya dan rambut panjang ini mengingatkan gue pada pelem2 mahabarata dulu. Itu loh yang raja2 nya pake mahkota dengan rambut sebahu nan ikal2 gimana gituh. Bahkan kadang tiap kali gue bilang ke nyokap "MAK, POTONGMI DEH RAMBUTKU" nyokap cuma bilang "JANGAN MOKO, BAGUSMI BEGITU". Huehehe. Akhirnya karet yang dulunya gue suka pake buat ngancam orang kini lebih sering dijadiin gelang yang sesekali berubah fungsi menjadi ikat rambut.sesuatu yang setidaknya lebih bermanfaat.


Namun sodara2 sekalian, post gue kali ini bukan tentang gimana merawat rambut supaya terlihat lebih sehat, sampo apa yang bagus dipake keramas, bagaimana menghitamkan rambut, apa dampak jika kita memakai sampo yang tgl expire nya uda lewat (pengalaman pribadi) ato bagaimana caranya biar rambut tetap berwarna itam meski siang2 kita keluar maen layangan. Hohoho. Tentu bukan itu yang gue akan bahas kali ini.


Post kali ini akan bercerita kalo seorang Nur Asriyanti Burhanuddin telah mengalami masa transisi yang tadinya "bego amat" menjadi "kok tambah bego sih".


Semuanya dimule di hari jum'at kemarin lalu diikuti oleh hari2 setelahnya...


Here, how this story goes...

Kebiasaan yang akhir2 ini sering gue lakuin adalah bangun jam 05.45 dilanjutkan bolak balik 10 menit, 5 menit tidur lagi lalu bangun dan masuk wc dengan langkah gontai mata kedip2, iler dimana2. Pas masuk wc dilanjut dengan ritual bertapa 30 menit dengan memikirkan bagaimana rencana idup gue sebulan kedepan. Sebentar sarapan apa. Setelah itu baru deh cuci muka, wudhu dan shalat subuh. Kadang gue juga jadi suka mikir GUE INI SHALAT SUBUH APA SHALAT DHUHA?

Berjalan cepat dan nyebrang seenak jidat kalo masih sempat make jurus tapak suci yang waktu smp gue pelajari ya gue pake aja, tentunya setelah pamitan sama bokap nyokap di rumah. Maklum uda 3 minggu belakangan ini gue menargetkan untuk 100 persen bisa hadir on time di kantor. Filosofi yang gue tanamkan di hati adalah GUE GAK BOLEH KALAH DARI SPONGEBOB.


Filosofi inilah yang gue coba terapkan disaat mengawal mahasiswa yang gue urus sejak awal. Mule dari ngurusin kapan dia masuk kuliah, ada beasiswa apa kaga ato sekedar ngejelasin ke mereka bagaimana prosedur mengurus KRS ato lebih kerennya disebut "kartu rencana studi" yang baik dan benar. Dalam hal ini gue kadang mengira gue seperti super hero yang bisa berubah fungsi kapan saja. Bisa menjadi manusia yang begitu sangat baek dan bisa secara mengejutkan berubah menjadi kura2 ninja.


Berjalan menjadi hal biasa buat gue tapi mendapat tebengan di saat jam2 kritis (hampir telat) menjadi sesuatu yang luar biasa. Jadi di hari Jum'at pagi nan masih cerah itu gue dapat tebengan dari kak Nani. Datang pagi bisa membuat gue menjadi tukang loper koran sewaktu-waktu. Sampe sana.


Gue : Halo pak nasrun... koranku ineh?

Pak Nasrun : *nyodorin* eits bukan,ini punyanya rektorat
Gue : Iyokah?
Kak Nani : ISSENGKO KAU DIK

Huehehe ternyata koran untuk kantor gue uda diantar masuk tadi.


Siangnya setelah makan ikan yang gak tau juga deh namanya apaan tapi dari segi bentuk dan rasanya sih sudah cukup membuat anak2 pengen muntah. Gue pun mengantar Asni untuk urus KRS nya di fakultas Ekonomi dengan semangat yang menggebu-gebu. Pengurusan KRS yang gue tau adalah kalo mahasiswanya udah ngisi tuh mata kuliah yang dia mao program, maka KRS nya diantar lagi ke fakultas untuk tanda tangan wakil dekan ato penasehat akademik. Jadi gue tuh yang sambil menjelaskan ke asni sambil jalan dan naek tangga yang gak tanggung2 SAMPE LANTAI TIGA. Ini mah hampir sama halnya disuruh lari setengah lapangan di Karebosi. Sambil terengah2...


Gue : Kak Ana, dimanaki kalo mo suruh tandatangan KRS?

Kak Ana : SUDAHMI INI SAYANG DITANDATANGANI, TINGGAL DIANTAR DI BAU (biro administrasi dan keuangan) kampus
Asni : ...

Gue liat KRS yang gue pegang itu dan membacanya dengan teliti dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya dan terlihatlah itu semua ya ampuuuuuuuuuuuun 

SUDAH DIPARAF SEMUA TERNYATA


Huhuhuhuhuhuhuhuhuhu


Si Asni pun tersenyum dengan bibir agak dimiringkan sedikit kesamping seolah gerakannya berkata KAKAK BUNUHMA. Waktu itu gue baru nyadar dari tadi kita naek sampe lante 3 itu dalam keadaan si asni make hi heels. Wkwkwk. Cukuplah itu menjadi alasan kenapa gue sangat membenci hi heels. Benci. Benci. Benci deh akyu. Kenapa? karena disamping bisa membuat kaki mengalami bunion juga bisa membuat malu jika gue tiba2 terpeleset dengan indah jatoh di tangga.


Keesokan harinya giliran si Yuni dan Asri lagi nih yang gue antar di fakultas yang sama dalam rangka mengurus KRS semester genap sekaligus mewujudkan Indonesia cerdas 2020. Semuanya diawali dengan membayar bpp dulu dunk di bank abis itu gue antarlah mereka berdua dengan senang hati dan riang gembira soalnya mereka berdua termasuk mahasiswa yang rada2 punya tampang model jadi gue cukup pedelah ngantarin mereka yang jadi masalah mereka nampak2nya kurang pede gituh karena yang antar gak setampang yang diharapkan. Huhuhu.


Lanjut, kita naek dulu di fakultas LANTE TIGA abis itu turun ke BAU abis itu ke BAAK nyimpen arsip KRS lalu balik lagi ke fakultas di lante tiga. Hal yang harus gue jelasin sedikit adalah mengenai tangganya. Jadi tangga di kampus itu harus melalui 3 tahapan yakni belok kanan, jalan sedikit, naek tangga. Belok kanan, jalan sedikit, naek tangga dan pas sampe di lante tiga gue nyaris belok kanan lagi dan naek tangga lagi.


Yuni : Ih kak disini

Gue : Terus kalo sudah... *masih menjelaskan*
Asri : Ya ampuuuuuuuuun kak aciiiiiiiiiiiiiii *elus2 pundak gue*
Gue : Oh iya, maap
Yuni + Asri : HUAHAHAHAHAHA

Malu abis, berbulan2 di kampus masih susah juga ngapalin tangganya. Gue butuh peta kek pelem2 di heri poter nih.


Well, menu makanan di kantor masih sama loh sampe hari ini. It means ini sudah terhitung 3 hari masuk kantor dan baru tau nama ikannya tadi dari pak Mail setelah gue nebeng wc buang hajat dengan suka cita tadi pagi dan tentunya gue gak begitu idiot untuk cebok pake kerikil. Lalu nama ikannya ternyata bernama tenro, itu loh ikan yang panjaaaaaang amat kek ular persis yang diprediksi sama si Ipek waktu itu...


Gue : Makan do', ikan

Ipek : Ikan apa kak?
Gue : Ndak tau juga,makan meko saja !
Ipek : Akh,endak mauja deh kak gele2 ka liatki ikannya kek ular ato jangan2 kak acik ikan lumba2
Gue : ...

Keesokan harinya gue gak makan lagi


PS : Siapa pun yang lagi keluar kota kalo balik Makassar jangan lupa ole2nya yah huehehe buat bu Diah yang ada di Halmahera selatan gpp deh bu dibawain satu komodo boleh deh dipasang depan kantor (emang ada?). Buat mbak Indri yang ke Jakarta tadi sore salam buat pak Jokowi mbak bilang busway di Makassar kok gak jadi beroperasi (lho?) jangan salahkan gajah mengandung :P